tribuntimes - Berita duka mendalam kembali menghampiri dunia pendidika Indonesia terdapat kronologi runtunhnya ponpes yang terdapat di Jawa Timur menjadi sorotan publik.
Pendidikan Indoesia kembali mengalami berita buruk dimana terdapat sebuah peristiwa rubuhnya bangunan Ponpes yang mengakibatkan korban jiwa.Bangunan ponpes ambruk dan juga menimpa sejumlah santri yang saat itu sedang melakukan ibadah salat Ashar jamaah pada sore hari. Akibat peristiwa ini setidaknya menurut data terakhir ada sekitar 167 santri yang menjadi korban mulai luka ringan hingga korban jiwa. Dari data terakhir total 104 santri berhasil selamat, sedangkan 37 meninggal dunia, dan masih ada 26 dalam tahap pencarian.
Sejumlah santri yang bersaksi bahwa beberapa dari mereka ikut mengerjakan proses pengecoran musala pada lantai tiga secara sukarela atas kemauan. Sejumlah santri yang diketahui tidak memiliki dasar pengetahuan kontruksi bangunan bersaksi bahwa dilibatkan dalam proses pengecoran musala lantai tiga. Pakar teknik sipil menyebut bahwa struktur pembangunan musala di Ponpes AL Khoziny tak sesuai kaidah aturan teknis dan tidak terencana. Atas kejadian ini Pemerintah berjanji agar membuat aturan yang khusus membahas tentang pembangunan pesantren di seluruh indonesia.
Detik Detik Rubuhnya Bangunan Musala Ponpes
Bagi penjaga pesantren, Abdul Salam Mujib, bangunan yang ambruk itu memanglah dalam sesi renovasi. Proses renovasi asrama santri putra itu sudah berlangsung sepanjang nyaris 9 bulan. Bangunan ini direncanakan mempunyai 3 lantai dengan atap berbentuk cor semen bukan genteng. Semenjak pagi sampai jam 12. 00 Wib pada Senin( 29/ 9/ 2025), atap lantai 3 yang ambruk baru saja dicor.
Salam menebak struktur bangunan ini tidak kokoh menopang beban sehabis pengecoran, sehingga terjalin bencana tersebut. Bagi pengakuan salah satu santri bernama Wahid, ruang musala yang terletak di lantai 2 tersebut pernah bergoyang saat sebelum ambruk. Dia mengaku sukses menyelamatkan diri serta mengajak santri lain buat lekas mengevakuasi diri. Dari pengakuannya, para santri yang lagi melakukan salat berjemaah tersebut berjumlah lebih dari 100 orang.
Penyebab Bangunan Di Salah Satu Ponpes Rubuh
Kapolda Jawa Timur Inspektur, Jenderal Polisi Nanang Avianto, melaporkan sampai dikala ini polisi masih menyelidiki pemicu ambruknya bangunan. Bagi ia, bila tidak memandang dikala proses pembangunan dari dasar sampai atas hingga hasil penyelidikan tidak hendak optimal. Tetapi, perihal tersebut tidak dapat ditangani sendiri sehingga polisi wajib dibantu regu pakar, paling utama yang menguasai konstruksi pembangunan. Dikala ini, grupnya lagi melaksanakan pendataan korban ambruknya mushala, yang dipecah 3 klaster, ialah santri, pengurus pesantren, serta pekerja pembangunan.
Bersumber pada informasi terkini, Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana( BNPB) menguraikan, total jumlah korban terdapat sebanyak 167 orang. Informasi ini bertabiat dinamis serta berpotensi hendak terjalin pergantian, paling utama jumlah korban wafat menyusul pencarian yang masih berlangsung. Dari total 167 korban, sebanyak 104 orang ditemui dalam keadaan selamat, sebanyak 36 orang dilaporkan wafat dunia. Serta satu bagian badan yang sudah dievakuasi buat proses identifikasi oleh regu Disaster Victim Identification( DVI).
BACA JUGA ARTIKEL SEBELUMNYA :
Menungkap Dalang Utama Gerakan 30 September