tribuntimes - Fenomena kelangkaan BBM kembali terjadi di Indonesia dimana menurut beberapa pihak pengamat terdapat keterlibatan Pertamina dalam kejadian tersebut.
Laporan terakhir dilapangan mengatakan stok BBM pada SPBU swasta dapat dipastikan hampir kosong, ini menyebabkan kekecewaan di masyarakat. Kelangkaan BBM swasta tersebut sudah tentu merepotkan berbagai kalangan masyarakat yang telah mempercayakan kendaraannya mengkonsumsi BBM swasta di Indonesia. Masyarakat yang sudah biasa untuk mengkonsumsi BBM swasta untuk kendaraannya harus rela mencari SPBU lain dan harus menunggu antrian. Seperti yang kita ketahui SPBU swasta memang tidak sebanyak SPBU Pertamina milik BUMN, namun masyarakat menilai kualitas BBM swasta berkualitas.
Menurut beberapa pihak pengamat terindikasi adanya dugaan monopoli yang dilakukan oleh perusahaan Plat Merah tersebut untuk menguasai pasar BBM di Indonesia. Dalam pantauan terakhir SPBU yang masih melayani masyarakat hanya dapat menjual BBM Shell V-Power Diesel sedangkan produk unggulannya sudah habis. Sudah lebih dalam tiga minggu terakhir sesudah pengumuman itu dikeluarkan, pasokan BBM pada SPBU swasta belum menunjukan adanya tanda perubahan. Informasi dari pihak Shell mengakatakan per 17 September 2025 hanya melayani Shell Super yang dapat ditemukan di 10 SPBU.
Dugaan Adaanya Perilaku Monopoli Dalam Ketersediaan BBM
Kementrian ESDM menyatakan bahwa kelangkaan ketersediaan BBM di SPBU swasta dikarenakan ada dorongan faktor pengalihan dari BBM subsidi menuju nonsubsidi. Dengan adanya fenomena kelangkaan BBM ini mengharuskan pihak swasta mengevaluasi kembali rencana rencana bisnis mereka seperti pembangunan SPBU baru. Analisa lain diutarakan oleh Ekonom di Indonesia, menurut meraka terlihat adanya dugaan indikasi untuk melakukan monopoli perdagangaan minyak di Indonesia. Faktor ini dilandaskan perubahan kebijakan untuk izin impor BBM yang semulanya satu tahun kini menjadi enam bulan..
Selain perubahan periode, seluruh pengimpor BBM harus punya izin sesuai, usaha niaga, di samping memberikan laporan bertahap kepada pihak terkait. Dengan adanya kebijakan ini secara tidak langsung Pemerintah menginstrusikan Pertamina sebagai gerbang utama impor BBM di Indonesia saat ini. Pemberlakuan kebijakan ini dianggap bermasalah dan memicu adanya monopoli jika Pertamina sebagai gerbang utama untuk impor BBM di Indonesia. Dengan begitu kebijakan satu gerbang ini direalisasikan maka Pertamina adalah penentu harga yang bisa dipasarkan pada pasar BBM di Indonesia.
Respon Pemerintah Terhadap Harga BBM Di Indonesia
Pada kesempatan yang berbeda Presiden Prabowo menggelar rapat tertutup dengan Kementrian Koordinator untuk membahas kendala kelangkaan BBM di Indonesia. Pasalnya dengan terbatasnya pilihan impor yang tersedia, perusahaan swasta akan memikirkan rencana untuk mencabut investasi di Indonesia secepatnya. Dalam sisi konsumen, monopoli akan mengabaikan kebutuhan dan pelayanan terbaik maupun harga yang dipasarkan, ini terjadi karena tidak ada persaingan. Dari sisi lain monopoli ini akan mengganggu investor, seluruh investor akan berpikir kembali untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto langsung memanggil sejumlah menteri untuk melakukan rapat terbatas untuk membahas polemik hingga dugaan indikasi monopoli harga pasar. Pemanggilan ini digunakan dalam membahas transisi energi sampai pada kelangkaan bahan bakar minyak di beberapa SPBU swasta di Indonesia. Respon Pemerintah lagi lagi menimbulkan kecurigaan untuk terjadinya monopoli dari Pertamina terhadap perusahaan swasta saat ini. Lantaran Mentri ESDM Bahlil Lahadalia meminta seluruh SPBU swasta yang kekurangan stok untuk segera berkolaborasi dengan Pertamina di selouruh Indonesia.
BACA JUGA ARTIKEL SEBELUMNYA :
Menerka Kandidat Kursi Kementrian Yang Masih Kosong