Gejolak Politik Setelah Terjadinya Aksi Demonstrasi Besar
tribuntimes - Setelah terjadinya aksi demonstrasi besar kemarin di sejumlah wilayah berdampak pada dinamika gejolak poitik dalam negeri sebagai bentuk respon atas tututan. Masyarakat yang tergabung antara Masyarakat sipil, Buruh, dan Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPR-MPR RI pada 25-30 Agustus. Aksi Demostrasi ini dipicu karena kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan DPR yang menaikan tunjangan rumah disaat rakyat sedang mengalami kesusahan. Aksi Demonstrasi yang terjadi kemarin berdampak pada terjadinya dinamika gejolak politik dalam negeri sebagai bentuk respon atas tuntutan rakyat. Beberapa keputusan penting diambil oleh para pemangku kebijakan untuk meredam emosi masyarakat yang sudah mengakar dan menular ke beberapa wilayah. Seperti yang diketahui dan beredar luas di media sosial, aksi demonstrasi yang terjadi berakhir dengan kericuhan di sejumlah titik. Kericuhan pada aksi demonstrasi tersebut mengakibatkan 9 korban jiwa di tempat yang berbeda dengan kronologi yang berbeda juga. Tentunya ini menjadi pukulan telak bagi Pemerintah yang dinilai tidak bisa meredam aksi demonstrasi sehingga mengakibatkan korban jiwa sembilan orang. Terlindasnya Ojol Affan Kurniawan, meninggalnya empat anggota DPRD setelah terjadinya pembakaran gedung DPRD juga ikut mewarnai kabar duka akibat kericuhan.

Hasil Sidang Rapat DPR-RI Merespon 17+8 Tuntutan Rakyat

DPR-RI langsung memberikan respon atas tuntutan rakyat yang sebagian besar ditunjukan kepada instasi tersebut, sidang langsung digelar sehabis terjadinya demonstrasi. Hasil dari sidang tersebut yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPR-RI menyebutkan dibatalkannya tunjangan rumah dan evaluasi kunjungan luar negeri. Pada kesempatan lain pimpinan Fraksi Partai di dalam DPR menyebutkan bahwa ada empat anggota DPR dan satu Wakil Ketua DPR. Pencopotan kelima pejabat tersebut imbas dari aksi dan kalimat kontroversi yang membuat geram masyarakat dan menuntut mereka dicopot dari jabatannya. Puncak kemarahan masyarakat terhadap kelima pejabat tersebut memicu terjadinya aksi penjarahan oleh masyarakat di rumah para anggota DPR tersebut. Akibat penjarahan tersebut laporan terkini Polisi telah menangkap beberapa pelaku yang disebut menjadi provokator di tiga tempat berbeda. Respon tegas diberikan oleh pimpinan partai yang lansgung menonaktifkan para anggotanya yang terlibat dengan pernyataan kontroversial. Setelah keluar hasil dari sidang yang dilakukan oleh DPR-RI masyarakat menyatakan sikap tidak puas karena semua tuntutan belum terpenuhi.

Eksekutif Pemerintahan Juga Mengalami Gejolak Politik

Dinamika gejolak politik tidak hanya terjadi di dewan Legislatif saja, akan tetapi di dalam Eksekutif juga mengalami dinamika gejolak politik. Dinamika ini terjadi menyusul akibat beberapa menteri yang bersikap kontroversi terhadap publik yang mengakibatkan kemarahan di masyarakat. Respon Presiden Prabowo Subianto langsung melakukan reshuffel di beberapa posisi kementrian Kabinet Merah Putih dibawah naungan Prabowo Subianto. Satu nama yang terdampak terhadap respon Pemerintah cukup mengejutkan publik lantaran nama ini menjadi pemain inti pada tiga periode belakangan. Presiden Prabowo Subianto memimpin secara langsung acara reshuffle menteri Kabinet Merah Putih, setidaknya terdapat lima nama menteri yang terdampak reshuffle. Pelantikan yang berlangsung di Istana Negara menjadi titik balik dari evaluasi Pemerintahan era Prabowo, dimana Sri Mulyani digantikan Purbaya Yudhi. Nama ini cukup mengagetkan publik lantaran Sri Mulyani telah menjadi pemain inti sejak era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Purbaya Yudhi Sadewa sebagai pengganti merupakan seorang ekonom lulusan ITB yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisaris Lembaga Penjamin Simpanan. BACA JUGA ARTIKEL SEBELUMNYA : Imbas Terjadinya Demo Tuntutan Untuk DPR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *